Ketika Kesenian Itu Tak Hanya Musik Tari Digital Fotografi dan Rupa, ya saya kira kesenian itu tidak sebatas itu. Seni itu berbagai macam, tergantung dari seseorang memandang sebuah seni itu seperti apa.
Kalau berbicara seni apa, tentu seni itu sebuah karya yang menghasilkan karya yang bermutu, hasil karya seni pun harus dinilai dengan yang memiliki nilai seni yang sama, karya seni lukis tentu tidak akan bernilai bagus jika dilihat dari sudut pandang orang yang memiliki seni di bidang teknik.
Saya Muslim, tentu akan berfikir seni di dalam islam seperti apa, Islam adalah agama yang realistis. Ia tidak berada didunia khayal dan idealisme semu, namun mendampingi umat manusia di dunia yang nyata dan dapat dirasakan. Ia tidak memperlakukan manusia seakan-akan malaikat yang memiliki sayap, akan tetapi memperlakukannya sebagai manusia yang makan dan minum.
Karena itu Islam tidak menuntut dan tidak mengasumsikan umat manusia agar seluruh kata-katanya adalah dzikir, seluruh diamnya adalah pikir, seluruh pendengarannya adalah lantunan Al-Qur’an, dan semua waktu luangnya berada di masjid.
Akan tetapi mengakui eksistensi mereka secara seutuhnya, fitrah dan instingnya, yang telah Allah ciptakan dengannya. Allah SWT telah menciptakan mereka dengan tabiat bersuka cita, bersenang-senang, tertawa, bermain-main, sebagaimana mereka diciptakan senang makan dan minum.
Jadi, seni dalam Islam terutama yang berkaitan dengan musik, nyanyian, maupun lagu tidaklah selalu mutlak bahwa itu haram. Dengan catatan, tujuannya adalah untuk kebaikan, misalnya mengajak jihad fi sabilillah, dan menentang kemungkaran, misal ajakan menjauhi zina. Syair hendaknya berisi tentang pujian-pujian terhadap Allah dan RasulNya, menyemangati untuk amar ma’ruf nahi munkar, serta tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dan syara’.Selama tidak bertentangan dengan syariat dan mengagungkan Allah SWT maka itu diperbolehkan. (Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam Volume 3 No. 1 Mei 2018)
Dari penjelasan di atas tentu saya tidak mengambil seni yang menyelisihi hukum islam, seni yang saya ambil adalah seni di bidang teknik yang memanfaatkan alat-alat pertukangan untuk menhasilkan karya atau menyalurkan hobi dalam bidang utak utik hehehe.
Seni dan hobi saling berkaitan, seni adalah menghasilkan karya, kalau hobi adalah perbuatan yang menyenangkan untuk diri kita sendiri, nah dari hobi di menghasilkan seni atau karya yang mungkin bermanfaat untuk saya atau orang lain.
Baca juga: Modifikasi AC Kijang Super Dengan Kompresor Xenia 1000
Sejak SMP saya sudah berminat di dunia teknik, terutama elektro, ya mungkin hanya sebatas bongkar saja tidak bisa pasang hahaha, kemudian permotoran, uang jajan habis buat modifikasi motor supra Bapak, 100C yang di modif ala2 balap.
Dari situ berkembang ke SMK mengambil jurusan elektro, kenapa tidak ke mesin? Ya karena saya lebih suka di bidang elektro, kalau mesin paling tahu kulitnya saja, bongkar motor pun ndak sampai mesin, service mobil dan motor pun mungkin yang ringan2 saja ndak sampai bongkar yang menggunakan itung itungan jelimet.
Dan kuliah pun masuk ke dunia komputer, spesifik di jaringan, dan ketika kuliah pun ikut club robotik semala 3 tahun berturut-turut. Ikut lomba dan nginep di kampus bak rumah sendiri hahaha.
Dan pada akhirnya berkeluarga pun masih suka hobi utak utik buat sesuatu, dan hal itu menyenangkan di sela-sela kepenatan bekerja menjadi refreshing tersendiri ketika bermain dengan pertukangan.
Mulai Dari buat sesuatu dari kayu, ngelas, service motor, memperbaiki rumah, service mobil, modifikasi mobil, motor tapi ringan-ringan saja.
BTW, menurut saya skil tukang itu perlu dikuasai bagi laki-laki, mempalu, ngebor, motong kayu dan besi, yang ringan-ringan saja, kenapa harus? Masak iya mau masang foto saja harus ngundang tukang? Tapi kalau beruang sah sah saja sih, tinggal telpon suruh orang beres ndak capek. Nek tak pikir pikir iya sih penak, tapi nek uang nge pas pasan, dan bisa sendiri lak gas di kerjakan sendiri hehehe. Dan aku termasuk orang yang suka dikerjakan sendiri, berarti uangnya pas pasan dung? Ya Alhamdulillah berkecukupan hehe
Dan menurut saya hal yang perlu ada di dalam rumah terkait pertukangan adalah, Palu, gergaji besi, gergaji kayu, tang, obeng, BOR, solder, itu cukup sebagai alat pertukangan manual.
Kalau saya sendiri suka mengoleksi atau membeli alat pertukangan yang menggunakan listrik atau baterai, sejak 2015 setelah menikah sudah mulai membeli alat-alat itu. Alhamdulillah Istri tidak protes hehehe
Pertama yang saya beli adalah Bor listrik, via bukalapak harga 600rb, bisa bur besi dan tembok, kayu gimana? Tentu bisa, dan sampai saat ini tulisan ini ditulis bor tersebut masih awet berjalan normal.
Kemudian berlanjut beli mesin potong, bor, kompresor, sampai akhir alat las, las pun MMA dan MIG, kemudian beli alat potong, mitre saw. Alhamdulillah alat nya lengkap, jadi mau ngapain aja bisa.
Sampai restorasi mobil tua Kijang super, tiada duanya pun dilakukan sendiri, mengganti bordes lantai yang keropos, itu saya lakukan ketika pandemi, tiap pagi sebelum bekerja dan sore setelah bekerja mengelas motong dll, dikerjakan selama 4-5 bulan.
Itu lah menurut saya seni itu tidak sekedar Tak Hanya Musik Tari Digital Fotografi dan Rupa, ada seni lain yang bisa membuatmu bahagia, hehehe Hobi yang menghasilkan karya seni.
Itulah sekelumit cerita saya yang mungkin tak bermanfaat bagi anda, terimakasih sudah membaca, karena ini kata-kata yang saya tuangkan dalam sebuah halaman website saya, sampai berjumpa di cerita selanjutnya. Salam bahagia untuk kita semua,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.