Mobil kijang super 5k mesin goncang, tidak bisa stasioner, kalau dingin susah hidup, ac dinyalakan rpm drop, ini adalah penyakit mobil tua yg kadang membosankan dan menelan banyak biaya.
Tapi resiko yang saya ambil dari pilihan kita memilih mobil tua untuk keseharian, eh ndak harian sih paling kalau week end aja atau pas pengen mudik. Lebih banyak diem nya di motuba kijang super tiada duanya, ya karena hanya satu hehehe
Mengenai penyakit kijang tersebut yg sudah saya sebutkan tentu akan bingung apa penyebabnya, padahal sebelum nya normal, karena saya hobi utak utik utik dan experimen akhirnya saya runut satu persatu yang ada di dalam kap mesin.
Cek pengapian
Kebetulan ada 2 koil satu bekas satu baru tapi bekas merek bosch pernah saya posting di artikel ini (Memperbaiki Pengapian Kijang Super Dengan Koil Botol Bosch), dan satu baru merk denso, setelah ganti ganti dan di coba di dapatkan masih sama penyakit tadi ndak ilang, brarti bukan coil saya kembalikan lagi coil menggunakan merek bosch.
Kabel Busi
kabel bawaan sudah lama 5 tahun mungkin sejak beli belum di ganti, merk sinwa diukur pakai multimeter di bawah 25 ohm, karena ndak yakin beli baru merek nya beda ndak sinwa, di ukur sama gambatannya dengan kabel yang lama, coba pasang akhirnya sama saja belum sembuh :(, dan akhirnya pasang kabel busi yang baru sekalian, kabel yang lama sepertinya masih bagus, disimpan buat cadangan.
Selang vakum
Karena selang vacum sudah lama mungkin ada yg pecah, coba copot sedot/sebul kok kayaknya ndak ada yang bocor, wah gak yakin lagi akhirnya beli selang baru coba pasang, kok sama masih ada penyakit tadi :(, ya wis alhamdulillah selang-selang vakum jadi baru.
Selenoid AC
Kalau ac on rpm drop ndak mau naik curiga ni sama selenoid ac nya, coba cek kok kayak nya ada kelos san ketika di sedot sedot, gak yakin lagi beli lah solenoid baru, padang coba nyalakan ac, duh kok masih sama penyakitan tadi :(, tapi alhamdulillah lagi solenoid nya baru, yang lama masih OK buat cadangan.
Busi
Coba pakai busi lama iridium yg masih bagus, sapa tau ada busi yg api nya kecil, coba ganti buat jalan kok masih sama penyakit belum hilang :(, ya dah lanjut pakai busi iridium yang busi standar buat cadangan.
Setting PengapianΒ Dan Platina
Di rumah ada tachometer dan alat timing pengapian, coba setting pas pas sin, kok ngak dapat setingan pas, mesin masing awut awutan ginjal rpm drop ketika ac nyala, π
Ganti filter bensin
wah ini sih cuma gambling saja, sapa tau filter kotor karbu jadi kesumbat, coba ganti beli karena harga murah, dan hasilnya sama belum sembuh, π
Cek boster rem,
kenapa boster rem bisa mempengaruhi stasioner mesin? jika boster bocor maka ada kevakuman yg bocor yg mengakibatkan mesin tidak stabil dalam memproses pembakaran, efek nya mesin getar dan goncang, setelah di copot selang rem dan di sumbat, tetep sama goncang dan getar π
Akhirnya nyerah, pakai lah sebisanya macet di jalan ya wis lah, wes semua dilakukan masih aja penyakitan sedih, biasanya kijang super ini bersahabat di buat jalan enak enak saja, cuma yg gak enak bensinnya kalau buat kota-kota boros nya π
Pagi hari ketika mau kajian, sudah di panas si sampai suhu mesin sekitar 74 derajat, tiba2 mati sendiri, distarter berkali2 ndak mau, seperti piston nya ngancing, susah banget di hidupkan, sampai keluar asap putih dari karburator, mulai panik apakah oli habis? tapi kok indikator oli tidak nyala, coba stater terus sampai aki mau tekor, dan Alhamdulillah nyala dengan kondisi brebet brebet, dan kembali normal dan di pakai perjalanan pp aman, tapi masih penasaran di mana penyakitnya? goggling, youtube ndak nemu yg masalahnya sama.
Baca Juga: Modifikasi AC Kijang Super Dengan Kompresor Xenia 1000
Bersihkan lagi karburstor
Akhirnya memutuskan bongkar karburator, dan kali ini lebih teliti lagi, semua lubang2 di pastikan lancar pakai bensin karbu cleaner kompresor, satu persatu tak bersihkan memastikan semua lubang dapat mengeluarkan udara dan bensin, sudah semua bersih dan yakin ini pasti bisa normal karena sudah bersih.
ketika saya memasang mata memandang pada sebuah selang dan benda yang berada di sebelah karburasi, jangan jangan ini selang lepas atau retak, coba copot tiup sedot kok ndak bocor, oh aman coba pasang karburator semua di pastikan terpasang dengan baik, Bismillah coba stater jreng jreng jreng brung brung dan masih sama brebet mesin goncang, lemes rasanya π
Ada satu benda yg belum saya cek yaitu PCV Valve, dalam hati jangan-jangan ini benda rusak sudah gak bisa nahan kencang nya sedotan manifold, coba cabut kok kadang los kadang ketutup? duh kalau ini rusak cari di mana masi ori aisin, pernah beli tapi imitasi gak jadi pasang, padahal sebelumnya sudah patah dan coba di perbaiki alhamdulillah bisa, tapi kali ini agak ragu rusak atau tidak, cobalah bersihkan dulu, sepertinya karena kotor, sudah bersihkan pasang kok sama saja π’
coba copot selang dari manifold yg mengarah ke PCV terus di sumbat, lo kok mesin gak goncang-guncang lagi, wah apa kebalik? tapi dari awal masang nya seperti itu, dah coba saya balik, lah kok bisa normal. Alhamdulillah coba settings angin timing platina lagi dan ok, coba nyalain ac Wow alhamdulillah mesin tidak drop lagi normal waras kembali, dan setelah saya cek lebih teliti ternyata PCV nya yang rusak.
Kok tau kalau PCV rusak?
Ya PCV rusak dapat di cek dengan murah dengan cara meniup saja sudah ketahuan rusak atau tidak, jika ditiup dari arah manifold ke ruang bakar harus mampet, jika plong berarti rusak, atau sebaliknya jika ditiup dari arah ruang bakar ke manifold harusnya mamper atau agak berat di tiup, jika tidak seperti itu atau plong berarti PCV rusak.
Fungsi PCV untuk apa?
PCV (Positive Crankcase Ventilation) valve berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara dalam crankcase mesin, yaitu ruang di sekitar crankshaft yang sering terkena tekanan dari pembakaran. PCV valve ini mengontrol aliran gas yang keluar dari crankcase agar tidak terbuang langsung ke udara bebas, melainkan disirkulasikan kembali ke ruang bakar melalui intake manifold.
Cara Kerja PCV Valve bagaimana?
- Pada Tekanan Rendah (Idle): Ketika mesin dalam kondisi idle atau beban ringan, tekanan di crankcase lebih rendah. PCV valve dalam posisi semi-terbuka sehingga gas buang yang terdapat di crankcase dapat mengalir ke intake manifold secara perlahan.
- Pada Tekanan Tinggi (High RPM): Saat RPM tinggi, tekanan crankcase meningkat karena pembakaran yang lebih intens. PCV valve membuka penuh, memungkinkan lebih banyak gas crankcase mengalir ke intake manifold untuk dibakar ulang.
- Ketika Tekanan Berlebih (Backfire): PCV valve otomatis menutup ketika terjadi tekanan balik (backfire) agar gas dari ruang bakar tidak kembali masuk ke crankcase, mencegah kerusakan pada komponen mesin lainnya.
Dengan begitu, PCV valve membantu mengurangi emisi gas buang dan menjaga kebersihan ruang bakar dari akumulasi gas sisa pembakaran yang tidak terbakar.
Kesimpulan
Memiliki mobil tua apalagi masih teknologi jadul karburasi tentu menjadi tantangan sendiri, penyakit mobil tua itu biasanya mrebet, goncang, susah hidup, tidak stasioner, ac nyala rpm drop, boros, penyakitan lah pokoknya, tapi ketika saya memegang mobil tua ini dan terus merawatnya (mesinnya) kalau body jangan ditanya karatan semua hahaha.
Selama saya menggunakan tentu banyak masalah, tapi karena hobi dan sedikit tau otomotif mesin dan sistem pendukung lainnya dapat dirawat dengan baik hingga sampai saat ini Alhamdulillah baru sekali macet di jalan karena karburator banjir. Selebihnya lancar dan nyaman di buat berkendara.
Kembali lagi penyakit yang timbul pasti itu-itu dan saya harus paham sistem kerja, jadi bisa lebih teliti dalam melihat sumber permasalahannya, dan saya luput satu item yaitu PCV yang peranannya sangat penting. Menjadi pengalaman ketika melihat kondisi seperti itu dapat dipastikan dua sistem kerusakan, yaitu PCV dan kevakuman yang bocor.
Itulah pengalaman saya ketika menemui masalah mesin goncang, tidak bisa stasioner, kalau dingin susah hidup, ac dinyalakan rpm drop, keluar asap putih dari karburator. Cek pertama kali adalah PCV kemudian Vakum-Vakum apakah ada yang bocor.
Semoga bermanfaat, salam kijang tiada duanya, karena hanya punya satu hehe.